Batu Giok Aceh Seberat 20 Ton

Penemuan Batu Giok Aceh yang memiliki bobot seberat 20 Ton menggemparkan tidak hanya daerah istimewa Aceh saja. Namun juga seluruh masyarakat Indonesia. Batu yang mempunyai warna dan bentuk yang beragam ini ditemukan pertama kalinya oleh seorang penambang emas yang sedang bekerja disana. Walaupun sebenarnya disana banyak sekali batu yang ditemukan di sana, namun belum pernah kejadian nya sampai menemukan batu yang bobot nya seberat 20 Ton itu.

Batu Giok Aceh Seberat 20 Ton

Kejadian tersebut tepatnya terjadi di kawasan hutan lindung milik pemerintahan setempat, yang mana karyawan tersebut tidak sengaja menemukan batu yang ukuran nya sangat besar tersebut. Awalnya para penambang tidak mengetahui jika batu itu adalah batu giok. Saat mereka menemukan nya, mereka mengira jika batu tersebut hanyalah sebuah batu gunung biasa saja.

Saat pertama kali menggalinya pun mereka hanya melihat bongkahan kecil yang menyerupai bentuk batu gunung biasa. Namun setelah mereka terus menggali untuk mengeluarkan batu yang menghalangi pekerjaan mereka tersebut. Sangat terkejut mereka ketika menemukan sebuah bongkahan besar yang adalah batu Giok.

Penemuan Batu Giok Aceh Yang

Penemuan tersebut menggemparkan banyak orang termasuk juga semua bagian pemerintahan setempat. Karena ditemukan nya di kawasan hutan lindung milik pemerintahan, maka pemerintah dengan tegas menarik kempelikan atas batu tersebut. Keputusan tersebut banyak sekali menuai protes dai seluruh penggali yang saat itu menemukan nya. Menurut mereka kebjakan tersebut hanya akan menimbulkan kerusuhan bagi banyak lapisan masyarakat.

Menanggapi protes banyak masyarakat tersebut, lantas pemerintah setempat memberlakukan kebijakan untuk membagikan hasil dari penemuan batu itu. Hanya para karyawan yang menemukan saja yang mendapatkan bagian dari batu tersebut. Para masyarakat lain yang ikut protes akan kebijakan tersebut tetap tidak mendapatkan bagian.

Karena memang menurut pemerintah setempat, pembagian hasil atas penemuan batu tersebut hanya berhubungan dengan si penemu batu saja. Terlepas dari orang-orang sekitar yang ikut berpartisipasi, pemerintah tidak menanggapi protes mereka tersebut.

Pembagian Hasil Atas Penemuan Batu

Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan mengungkapkan jika negara juga sangat berperan penting dalam urusan penemuan batu tersebut. Tidak hanya bagi mereka yang menemukan dan pemerintah setempat saja, negara tentunya adalah yang paling mutlak mendapatkan hak atas penemuan batu tersebut.

Pembagian Hasil Atas Penemuan Batu

Terkait dengan banyak protes yang ada datang dari banyak masyarakat mengenai pemindahan batu tersebut. Ferry menambahkan beberapa pendapatnya mengenai masalah yang terjadi tersebut. Ferry menyarankan Pemkab seharusnya memberikan hak juga kepada penemu batu dan masyarakat Desa Pante Ara. Kecamatan Beutong, Nagan Raya, Provinsi Aceh.

Ferry juga menambahkan untuk pemerintah lebih memperhatikan kembali semua kekayaan alam yang ada. Dengan mengembangkan alat yang dapat mendeteksi dimana saja batu yang langka tersebut keberadaan nya. Dengan teknologi tersebut maka bisa dikatakan jika perusakan lahan tanah akan lebih berkurang. Jika sekali lagi penemuan tersebut dilakukan, pendeteksian menggunakan teknologi tersebut dapat mencegah penggalian untuk menemukan batu tersebut.

Keputusan Akhir

Hasil dari keputusan yang didapat oleh masyarakat setempat dan keputusan pemerintah dan negara, menyatakan jika pembagian tersebut harus adil. Jadi batu yang ditemukan di kawasan hutan lindung itu akhirnya membelah batu tersebut dengan menggunakan mesin pemotong khusus. Pembagian dan pemotongan nya juga melibatkan 6 orang saat sedang dilakukan nya pemotongan batu tersebut.

“Sesuai putusan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), batu (giok) akan kita belah. Ini untuk mencegah konflik antar warga,” ungkap Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nagan Raya, Samsul Kamal.